MENELADANI NABI IBRAHIM AS DALAM KETAATAN DAN KESABARAN
Oleh : A.Asyári Suparmin
CMM Aliansi
Suara takbir, tahmid menggema di seluruh negri dan dunia Islam. Inilah bukti ketundukan, kepatuhan dan ketaatan atas keagungan Nya. Hal serupa juga di lakukan oleh saudara-saudara dari seluruh penjuru dunia, yang berkumpul memenuhi panggilan Nya menunaikan wukuf di Arafah beserta dengan rukun-rukun Nya
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ.
. Aku memenuhi panggilanMu ya Allah aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu tiada sekutu bagiMu aku memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujaan dan ni’mat adalah milikMu begitu juga kerajaan tiada sekutu bagiMu.
Suatu ibadah tertinggi dari ajaran yang suci menunaikan ibadah haji memenuhi Paggilan Ilahi, meneladani Nabiyulloh Muhammad SAW juga Nabi Ibrahim AS.
Betapapun beratnya yang di lakukan secara fisiknya , berapapun besarnya biaya, atas dasar Niat Suci, maka semua di laksanakan dengan penuh keikhlasan, kesabaran guna menggapai haji mabrur
“Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Umrah ke umrah, menghapus dosa antara keduanya, dan tidak ada pahala bagi haji mabrur kecuali surga." (Muttafaq Alaihi).
Bagi yang tidak atau belum berkesempatan menunaikan ibadah haji, ada ibadah yang di sunnahkan yaitu Puasa Arafah, Sholat Sunnah Idul Adha dan Qurban
Ibadah Qurban dan haji sangatlah erat dengan keteladanan Nabiyulloh Ibrahim As yang di contohkan juga oleh Nabi Muhammad SAW.
Nabi Ibrahim adalah sosok yang sangat luar biasa, ketaatannya, keberaniannya, kesabarannya, pantas untuk di aktualkan menjadi suri tauladan bagi umat manusia
Diantara Keteladanan nabiyulloh Ibrahim As adalah sebagai berikut :
1. Keberanian dalam memurnikan Tauhid, beliau sosok yang berani walaupun dididik dan di besarkan dalam keluarga pembuat berhala, di negri yang di pimpin orang kafir, sang penyembah berhala melalui sebuah perenungan dan pencarian menemukan kemurnian tauhit “LA ILAHA ILLA LLOH “ Tiada illah selain Allah yang di abadikan dalam al quran,dan Allah memberikan penghargaaan dengan gelar “KHOLILULLOH”
Apa yang di lakukan beliau bukan tanpa tantangan dan resiko, bahkan harus menerima hukuman dalam kobaran api.
2. Ketaatan dalam ibadah, ketaatan pada Allah SWT tanpa pertimbangan perasaan atau belas kasihan, bagaimana tidak pada saat keinginannya memiliki anak yang sholeh dengan beristri Siti hajar , namun pada saat menjelang kelahirannya harus berpisah dan meninggalkan di tengah gurun pasir tanpa penghuni dan tanpa pembekalan, pada saat sang istri sholehah bertanya “ wahai Ibrahim apakah ini perintah Allah “ dengan mantap di jawab “ ya ini perintah Allah” Sang Istri sholehah menerima dengan ketabahan dan kesabaran dan atas jasanya di abadikan dalam ibadah haji sebagai salah satu rukunnya.
3.‘Siap berkorban apapun termasuk yang paling di Cintainya, Pada saat sedang berbahagia atas karunia Anak yang Sholeh dan lucu-lucunya datanglah ujian Allah kepada Sang nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya Ismail yang di abadikan dalam Alquran surat Ash Shaaffaat : Ayat 99-108. dan di abadikan setiap tahun nya agar yang berkemampuan untuk bequrban dengan Kambing atau Sapi sesuai dengan kemampuannya.
Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “ Tidaklah beramal Bani Adam dari suatu amalan pada hari qurban (Idul Adha) yang lebih disenangi oleh Allah daripada mengalirkan darah (menyembelih qurban ) , sesungguhnya hewan qurban tersebut niscaya akan datang pada hari kiamat dengan tanduknya, bulunya dan kuku kakinya. Dan sesungguhnya darah qurban niscaya jatuh di sisi Allah pada suatu tempat sebelum darah itu jatuh di bumi. Maka bersenang hatilah kamu sekalian dengan qurban.
Hakikat dari qurban itu sendiri adalah keikhlasan kita dalam menyembelih, hubungan antara Khaliq dan Makhluq dalam bentuk ke Taatan dalam beribadah.
4. Keteladanan Atas Kesabaran , dalam sejarahnya, betapa kesabaran beliau dalam usia yang sudah lanjut masih tetap berikhtiar agar di berikan anak yang Sholeh. Agar Dakwahnya tersampaikan dengan baik, beliau harus bersabar karena tidak semua yang di sampaikan di terima dengan baik bahkan kepada kedua orang tuanya, termasuk sang Raja Namrud yang tidak juga mau beriman.
Beberapa keteladanan yang bisa di aktualkan dalam kekinian, termasuk dalam pengembangan Ekonomi Syariah, khususnya Takaful, nampaknya perlu semua insan Takaful kembali pada khittah awal berdirinya, yang memiliki missi suci, slogan yang mulia yakni “ Bisnis dan dakwah” Ruh keduanyalah yang mampu mengalahkan berbagai rintangan, dengan mengikhlaskan niat serta meluruskan “salimul Aqidah” sebagai titik awal membawa keberkahan. Alanngkah indahnya bila nuansa syariah dalam ibadah nyaumiyah (Shaum=puasa) di galakkan kembali. Bukan berarti saat ini kurang, tetapi apa yang pernah di lakukan terdahulu adalah sesuatu yang mulia termasuk insan marketing sebagai penghubung tali silaturahim perusahaan dengan peserta.
Adanya kebersamaan dan berjamaah saling bertausyiah dalam keseharian, tasabuh di dahulukan sehingga rasa ukhuwah akan membawa berkah.
Selanjutnya melengkapi pengetahuan yang cukup tentang Syariah dan mampu menjelaskan dan mengaplikasikannya kepada peserta adalah sesuatu yang sangat membahagiakan masyarakat, tidak harus selalu melalui khutbah, tetapi dari dasar keimanan insan-insan yang mampu membawa jalan kebebasan Ummat dari bunga uang (Ribawi) sebagai satu realisasi dakwah muamalah.
Akhirnya semangat berkorban dalam akan mampu menginpirasi dalam stiap langkah keseharian menuju jalan yang di Ridhoi Nya.
InsyaAllah, jika semua Makhluk di bumi ini, tunduk dan patuh kepada Allah SWT, maka keberkahan, kejayaan dan kedamaian akan mulai bersemi.
Wallohu a’lam bishowab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar