Kamis, 18 Agustus 2011

DTIPS BERBURU LAILATUL QADR

Ada beberapa tips bagi keluarga untuk berburu Lailatul Qadr, yaitu:

- Menata niat dalam menggapai Lailatul Qadar, yaitu Imaanan Wahtisaaban (karena iman dan mengharap keridhoan Allah semata).

- Melipatgandakan kesungguhan dari malam-malam sebelumnya.
Siti Aisyah RA berkata: "Rasulullah SAW bersungguh-sungguh (dalam beribadah) melebihi malam-malam lain (sebelumnya)" (HR Muslim II/32)

- Menghidupkan malam-malam itu dengan ibadah. Begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw, sebab jika pada 20 hari pertama Ramadhan, beliau masih mencampur shalat dan tidur. Namun, pada 10 hari terakhir Ramadhan, beliau menghidupkan mayoritas malamnya dengan ibadah dan menyedikitkan tidur (HR Ahmad). Qiyamul lail kita lakukan dengan shalat tarawih, shalat tahajud, membaca Al Qur’anul Karim, dzikir, doa, istighfar, dan taubat kepada Allah Ta’ala.

- Membangunkan keluarga. Sesungguhnya keluarga yang ASMARA (AS sakinah wal Mawaddah war Rahmah) adalah keluarga yang selalu ta'awun (tolong menolong) dan bekerja sama dalam kebaikan dan menegakkan nilai-nilai taqwa (QS Al Maaidah: 2). Karenanya Rasululllah memuji suami istri yang selalu bekerja sama dalam ta'at kepada Allah SWT sebagaimana sabdanya:"Semoga Allah merahmati suami yang bangun malam mennunaikan shalat (tahajjud) dan membangunkan istrinya. Jika ia enggan, dicipratkan air ke wajahnya. Semoga Allah merahmati istri yang bangun malam menunaikan shalat dan membangunkan suaminya. Jika ia enggan, dicipratkan air ke wajahnya" (HR Abu Dawud , Ibnu Majah). Adalah kebiasaan Rasulullah saw membangunkan istrinya Aisyah ra jika beliau selesai tahajjud dan sebelum mengerjakan shalat witir. Dalam riwayat yang shahih, diceritakan bahwa Nabi saw pada malam-malam sepuluh hari terakhir Ramadhan beliau membangunkan keluarganya. Seperti suatu malam beliau pernah mengetuk pintu rumah putrinya Fathimah ra dan suaminya Ali bin Abu Thalib ra sambil mengatakan: "Tidakkah kalian berdua bangun untuk mengerjakan shalat?" (HR Bukhari dan Muslim). Hal ini juga dilakukan oleh para sahabat radhiyallahu 'anhum. Disebutkan dalam kitab Al Muwaththa' karya Imam Malik, bahwasanya Umar bin Khaththab ra mengerjakan shalat malam (tahajjud), begitu memasuki separuh malam baru beliau ra membangunkan keluarganya untuk menunaikan shalat dengan mengatakan kepada mereka: "Shalat! Shalat!" dan membaca ayat 132 dalam QS Thaahaa yang artinya: "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya."

-Menjauhi istri (Syaddu'l Mi'zar) agar dapat konsentrasi beribadah. Hal ini dilakukan oleh
Rasulullah saw seperti diceritakan oleh Aisyah ra: "Dahulu Rasululullah SAW apabila memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, menghidupkan malam (dengan ibadah), membangunkan keluarganya dan mengikatkan dengan erat sarungnya" (HR Muslim)

-Mengakhirkan makan sampai sahur (HR Ibnu Abi 'Aashim)

-Mandi di antara Maghrib dan Isya' (HR Ibnu Abi 'Aashim)

-I'tikaf. Aisyah ra menceritakan bahwa Rasulullah saw selalu I'tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan (HR Bukhari dan Muslim), bahkan pada tahun beliau wafat, beliau SAW I'tikaf 20 hari (HR Bukhari).

- Do'a.

Selain menghidupkan malam-malam itu dengan shalat, tilawah Al Qur'an, dzikir dan sedekah, kita juga banyak memperbanyak do'a. Sebagai hamba Allah kita hanya berkewajiban berusaha, akhirnya hanya Allah- lah yang menentukan. Namun, Allah swt menjanjikan bahwa hidayah, taufik dan pertolongan-Nya akan diberikan kepada para hamba-Nya yang bersungguh-sungguh (QS Al 'Ankabuut (29): 69). Karena itu, selain dengan usaha-usaha lahir, kita juga harus melakukan usaha batin, di antaranya dengan berdo'a kepada Allah agar kita termasuk orang-orang yang diberikan taufik untuk menggapai Lailatul Qadar.
Di antara do'a yang selalu kita baca di malam-malam itu adalah, Allaahumma Innaka Afuwwun Tuhibbul Afwa Fa’fu ‘Annii "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai pengmpunan, maka ampunilah. “ (HR Tirmidzi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar