Kamis, 30 September 2010

ASURANSI BERTENTANGAN DENGAN TAQDIR


ASURANSI BERTENTANGAN DENGAN TAQDIR

Sebagian kalangan Islam beranggapan bahwa asuransi sama dengan menentang qodlo dan qadar atau bertentangan dengan takdir. Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan dan kematian merupakan takdir Allah. Hal ini tidak dapat ditolak. Hanya saja kita sebagai manusia juga diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi masa depan. Allah berfirman dalam surat Al Hasyr: 18, yang artinya


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan”.

Dalam Al Qur’an surat Yusuf :43-49, Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan. Secara ringkas, ayat ini bercerita tentang pertanyaan raja Mesir tentang mimpinya kepada Nabi Yusuf. Dimana raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus, dan dia juga melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang merah mengering tidak berbuah.

Nabi Yusuf sebagaimana diceritakan dalam surat Yusuf, dalam hal ini menjawab supaya raja dan rakyatnya bertanam tujuh tahun dan dari hasilnya hendaklah disimpan sebagian. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang disimpan untuk menghadapi masa sulit tesebut, kecuali sedikit dari apa yang disimpan.

Sangat jelas dalam ayat ini kita dianjurkan untuk berusaha menjaga kelangsungan kehidupan dengan meproteksi kemungkinan terjadinya kondisi yang buruk. Dan sangat jelas ayat diatas menyatakan bahwa berasurnasi tidak bertentangan dengan takdir, bahkan Allah menganjurkan adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan dengan sisitem proteksi yang dikenal dalam mekanisme asuransi.

Asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional mempunyai tujuan sama yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah cara pengelolaannya pengelolaan risiko asuransi konvensional berupa transfer risiko dari para peserta kepada perusahaan asuransi (risk transfer) sedangkan asuransi jiwa syariah menganut azas tolong menolong dengan membagi risiko diantara peserta asuransi jiwa (risk sharing)

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.


ANCAMAN PELAKU Riba


ANCAMAN   PELAKU   Riba
Shahabat yg mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yg memakan riba dan yg memberi riba.”
Ketika mendengar hadits tersebut dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ‘Alqamah berkata: “ juru tulis dan dua saksinya?” Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Yang kami sampaikan hanyalah yg kami dengar .”
Akan tetapi pada hadits yg diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu pertanyaan ‘Alqamah di atas terjawab. Beliau radhiyallahu ‘anhu berkata:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُؤْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yg memakan riba memberi riba juru tulis dan dua saksinya. Beliau mengatakan: ‘Mereka itu sama’.”
الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبَا لاَ يَقُوْمُوْنَ إِلاَّ كَمَا يَقُوْمُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُوْنَ. يَمْحَقُ اللهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيْمٍ
“orang2 yg makan riba tdk dapat berdiri melainkan seperti berdiri orang yg kemasukan setan krn penyakit gila. Keadaan mereka yg demikian itu disebabkan mereka berkata sesungguh jual beli itu sama dgn riba padahal Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang2 yg telah sampai kepada larangan dari Rabb lalu berhenti mk bagi apa yg telah diambil dahulu dan urusan kepada Allah. Siapa yg mengulangi mk mereka itu adl penghuni neraka mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menumbuh-kembangkan sedekah2. Dan Allah tdk menyukai tiap orang yg tetap dlm kekafiran dan selalu berbuat dosa.”
Dalam ayat lain Dia Yang Maha Tinggi berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ. فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوْسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُوْنَ وَلاَ تُظْلَمُوْنَ
“Wahai orang2 yg beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kalian orang2 yg beriman. mk jika kalian tdk mengerjakan mk ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat mk bagi kalian pokok harta kalian kalian tdk menzalimi dan tdk pula dizalimi.”
Al-Imam Al-Mawardi rahimahullahu ketika menafsirkan ayat:
فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
“Maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kalian.”
Beliau berkata: “Makna ayat ini ada dua sisi:
Pertama: Jika kalian tdk berhenti dari perbuatan riba mk Aku akan memerintahkan Nabi utk memerangi kalian.
Kedua: Jika kalian tdk berhenti dari perbuatan riba berarti kalian adl orang yg diperangi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.”
Dari empat ayat dlm Surat Al-Baqarah di atas dapat disimpulkan bahwa akibat buruk/ hukuman yg diperoleh pelaku riba adl sebagai berikut:
1. Dibangkitkan dari kubur pada hari kiamat nanti seperti orang gila krn kerasukan setan.
Qatadah rahimahullahu berkata: “Yang demikian itu merupakan tanda pada hari kiamat bagi orang yg melakukan riba. Mereka dibangkitkan dlm keadaan berpenyakit gila.”
Adapula yg memaknakan: “Manusia pada hari kiamat nanti keluar dari kubur mereka dgn segera. Namun pemakan riba menggelembung perut ia ingin segera keluar dari kubur namun ia terjatuh. Jadilah dia seperti keberadaan orang yg jatuh bangun kesurupan krn gila.”
Al-Imam As-Sindi rahimahullahu mengatakan: “Mereka semua mendapatkan laknat krn bersekutu dlm berbuat dosa.”
Di dlm ayat yg telah lewat penyebutan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَمْحَقُ اللهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah memusnahkan riba dan menumbuhkembangkan sedekah.”
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلاَ يَرْبُو عِنْدَ اللهِ
“Apa yg kalian datangkan dari suatu riba guna menambah harta manusia mk sebenar riba itu tdk menambah harta di sisi Allah.”


 Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنَ الرِّبَا إِلاَّ كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
“Tidak ada seorang pun yg banyak melakukan riba4 kecuali akhir dari perkara adl harta menjadi sedikit.”:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ. قُلْنَا: وَمَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّباَ ، وَأَكْلُ مَالَ الْيَتِيْمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yg membinasakan.” Kami bertanya: “Apakah tujuh perkara itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Menyekutukan Allah sihir membunuh jiwa yg diharamkan oleh Allah utk dibunuh kecuali dgn haq memakan riba memakan harta anak yatim berpaling/lari pada hari bertemu dua pasukan dan menuduh wanita baik-baik yg menjaga kehormatan diri berzina.”



Hukum Riba


Hukum Riba
Seluruh ‘ulama sepakat mengenai keharaman riba, baik yang dipungut sedikit maupun banyak. Seseorang tidak boleh menguasai harta riba; dan harta itu harus dikembalikan kepada pemiliknya, jika pemiliknya sudah diketahui, dan ia hanya berhak atas pokok hartanya saja.
Al-Quran dan Sunnah dengan sharih telah menjelaskan keharaman riba dalam berbagai bentuknya; dan seberapun banyak ia dipungut. Allah swt berfirman;
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبا لا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,” padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. [TQS Al Baqarah (2): 275].
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. [TQS Al Baqarah (2): 279].
Di dalam Sunnah, Nabiyullah Mohammad saw
دِرْهَمُ رِبَا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتٍّ وَثَلَاثِيْنَ زِنْيَةً
“Satu dirham riba yang dimakan seseorang, dan dia mengetahui (bahwa itu adalah riba), maka itu lebih berat daripada enam puluh kali zina”. (HR Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah).
الرِبَا ثَلاثَةٌَ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ, وَإِنَّ أَرْبَى الرِّبَا عَرْضُ الرَّجُلِ الْمُسْلِمَ
“Riba itu mempunyai 73 pintu, sedang yang paling ringan seperti seorang laki-laki yang menzinai ibunya, dan sejahat-jahatnya riba adalah mengganggu kehormatan seorang muslim”. (HR Ibn Majah).
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّباَ وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ, وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ
“Rasulullah saw melaknat orang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Belia bersabda; Mereka semua sama”. (HR Muslim)

Rabu, 29 September 2010

TIPS MEMILIH ASURANSI SYARIAH


TIPS    MEMILIH   ASURANSI  SYARIAH
Di zaman modern seperti sekarang ini hampir tidak ada seorangpun  yang tidak membutuhkan Asuransi, Asuransi  Jiwa untuk memberikan perlindungan  akan resiko bila terjadi musibah yang menimpa sesorang,  misalnya ; Meninggal terlalu cepat,  Sakit, Kecelakaan yang membutuhkan perawatan serius, terkena penyakit kritis, Cacat Tetap total, Meninggal terlalu lama. Manusia di wajibkan beikhtiar memperkecil resiko ekonomi yang terjadi  Seperti sebuah hadits nabi yang menjadi lagu “DEMI MASSA” agar kita menjaga lima perkara sebelum datang lima perkara,
Pergunakanlah lima hal sebelum datangnya lima perkara;      Muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum      miskin,  lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati.” (Hadist   riwayat Muslim).
Sedangkan  Asuransi General (Umum) memberikan perlindungan terhadap harta benda kita dari resiko kerugian  yang mungkin terjadi.
Sebagai seorang Muslim tentunya pilihan  adalah pada yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, karena Islam mengajar seluruh aspek kehidupan yang akan di mintakan pertanggungjawaban di sisi Allah di yaumil qiyamah nanti. Apalagi saat ini pilihan akan asuransi syariah semakin banyak dengan inovasi produk yang tidak kalah benefitnya dengan konvensional.
Namun demikian tidak semua produk Asuransi dalam waktu yang bersamaan di butuhkan , kita harus bijak dan tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dan prioritasnya.
Berikut ini sekedar Tips memilih asuransi Syariah ;
1.     Buat sebuah analisa atau kalau memungkinkan konsultasikan dengan perencana keuangan, atau setidaknya buat  analisa kebutuhan prioritas asuransi mana yang di perlukan. Misalnya  kebutuhan akan perlindungan penghasilan, Pelindungan Kesehatan dan  Kecelakaan diri, Pendidikan anak dan Jaminan  Hari Tua.
2.     Pilih perusahaan asuransi yang Sehat , perhatikan tingkat solvabilitasnya  atau RBC nya sesuai dengan ketentuan Depkeu, atau sekurang kurang nya ada keterangan Depkeu perihal tersebut. Untuk atahun 2008  minimal 120 % dan bisa di lihat dari laporan Keuangan tahunannya
3.     Perhatikan Cadangan Resikonya di laporan Rugi laba, asuransi yang sehat  total asset harus lebih besar dari tingkat resiko yang harus ditanggung.
4.     Memiliki modal setor sesuai ketentuan, sesuai dengan KMK telah di atur jumlah dana yang wajib di setor di awal maupun sesuai dengan pertumbuhan asset perusahaan.
5.     Investasi yang di lakukan tidak menyimpang dari ketentuan Depkeu, transparan dan tidak bertentangan dengan Syariah
6.     Prestasi perusahaan bisa di lihat dari rating yang di buat berbagai media
7.     Memiliki standart mutu misalnya  ISO  sekurang kurangnya 9001 : 2000 terkait dengan penerbitan polis dan pelayanan klaim
8.     Diskusikan dengan agen yang professional,tanyakan hingga detail terkait dengan produk, hak dan kewajiban. Serta hukum polisnya.
9.      Perhatian  Jaringan kantor Pemasaran dan Pelayanannya, kalau bisa Survey ke kantor perusahaan terde kat untuk lebih meyakinkan segala sesuatunya.
10.  Jangan lupa niatkan sebagai wasilah “ta’awun” untuk  saling tolong menolong  sehingga bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Selamat mencoba  …
Wallohu a’lam bi showab

Asyari





KEUNGGULAN NYATA ASURANSI SYARIAH


KEUNGGULAN NYATA  ASURANSI  SYARIAH

1.    Adannya kepastian  bahwa  produk yang di pasarkan adalah Halal, karena semua produk  bahkan system operasionalnya, investasinya, asal muasal dana klaim  ada fatwa Dewan syaraiah yang menyatakan  kehalalannya.  Hal ini prinsip bagi setiap Muslim. Dimana apa yang di gunakan bukan sekedar  baik tetapi juga halal. Dewan Syariah memberikan pengawasan terhadap system operasional  dari sejak  produk akan di luncurkan hingga pelayanan klaim.
2.    Memiliki Aqad yang  jelas halal, yakni Ta’awun  di mana  menjadikan seluruh  peserta  saling menanggung bila terjadi musibah  dengan memberikan sebagian tabaru’ atau derma,  hal ini terjadi  sejak perjanjian memulai asuransi.
3.    Adanya  pemisahan dana cadangan klaim dengan asset atau tabungn peserta ,  dengan pemisahan ini  berarti  sejak awal ada kejelasan  sumber yang di gunakan  untuk membayar klaim.
4.    Sistem  Investasi  sesuai dengan Syariah
5.    Kepemilikan dana
6.    Asuransi sebagai sebuah mekanisme saling menanggung bagi sebuah perlindungan, merupakan langkah yang tepat untuk seseorang dalam membagi atau mengalihkan suatu resiko, karena asuransi menjawab kebutuhan rasa aman bagi setiap orang.  Dalam hal ini, Takaful sebagai sebuah perusahaan syariah akan mengelola resiko tersebut, dimana PT Asuransi Takaful beperan sebagai pemegang amanah, sedangkan resiko yang dialihkan secara bersama-sama akan ditanggung oleh seluruh peserta.


Mengapa Harus Asuransi ?


Mengapa  Harus  Asuransi   ?

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا

9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akherat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Pergunakanlah lima hal sebelum datangnya lima perkara;      Muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum      miskin,  lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati.” (Hadist   riwayat Muslim)
Dari Sa'd bin Abi Waqas ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "... Sesungguhnya engkau jika meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan kaya (berkecukupan) adalah lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam kondisi miskin meminta-minta pada manusia. Dan sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah  kepada keluargamu dengan tujuan mengharap keridhaan Allah SWT, melainkan akan Allah berikan pahala atasnya, bahkan suapan yang engkau suapkan ke mulut istrimu..." (HR. Bukhari)












Selasa, 28 September 2010

EMPAT PILAR MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH


EMPAT PILAR  MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH
Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan saying. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar Rumm:21)
Keluarga Sakinah sebagaimana yang di  perintahkan oleh Allh di ayat tersebut diatas menjadi idaman bagi semua insan, Guna mewujudkan hal tersebut sekrang kurangnya ada 4 Pilar  yang menjadi karakteristik Keluarga Sakinah. 
1.        Menjadikan  Keluarga Sebagai Masjid, artinya  sebuah keluarga akan menjadikan seluruh aktivitas keluarga dalam  kerangka ibadah kepada Allah semata
       “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya (terbuat dari) manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)


2.        Menjadikan Keluarga Sebagai Madratsah, artinya  dalam setiap kesempatan senantiasa belajar dalam menambah Ilmu, baik tentang Alquran, Sunnah atau dalam keseharian,
3.        Menjadikan Keluarga Sebagai Rumah Sakit,
4.        Menjadikan Keluarga Sebagai lahirnya Generasi Rabbi Radhiya  sehingga lahirnya Jundullah Masa depan
Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. Ash Shaafat:100).
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Furqan:74).


10 KARAKTER MUSLIM SEJATI


10  KARAKTER  MUSLIM  SEJATI

Salimul Aqidah, Bersih Akidahnya dari sesuatu hal yang mendekatkan dan menjerumuskan dirinya dari lubang syirik.
Shahihul Ibadah, Benar Ibadahnya menurut AlQur’an dan Assunnah serta terjauh dari segala Bid’ah yang dapat menyesatkannya.
Matinul Khuluq, Mulia Akhlaknya sehingga dapat menunjukkan sebuah kepribadian yang menawan dan dapat meyakinkan kepada semua orang bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan Lil Alamin).
Qowiyul Jismi, Kuat Fisiknya sehingga dapat mengatur segala kepentingan bagi jasmaninya yang merupakan amanah/titipan dari Alloh SWT.
Mutsaqoful Fikri, Luas wawasan berfikirnya sehingga dia mampu menangkap berbagai informasi serta perkembangan yang terjadi disekitarnya.
Qodirun ‘alal Kasbi, Mampu berusaha sehingga menjadikannya seorang yang berjiwa mandiri dan tidak mau bergantung kepada orang lain dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Mujahidun linafsihi, Bersungguh sungguh dalam jiwanya sehingga menjadikannya seseorang yang dapat memaksimalkan setiap kesempatan ataupun kejadian sehingga berdampak baik pada dirinya ataupun orang lain.
Haritsun ‘ala waqtihi, Efisien dalam memanfaatkan waktunya sehingga menjadikannya sebagai seorang yang pantang menyiakan waktu untuk melakukan kebaikan, walau sedetikpun. karena waktu yang kita gunakan selama hidup ini akan dipertanggungjawabkan dihadapan Alloh SWT.
Munazhom Fii Su’unihi, Tertata dalam urusannya sehingga menjadikan kehidupannya teratur dalam segala hal yang menjadi tanggung jawab dan amanahnya. Dapat menyelesaikan semua masalahnya dengan baik dengan cara yang baik.
Naafi’un Li Ghairihi, Bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadikannya seseorang yang bermanfaat dan dibutuhkan. Keberadaannya akan menjadi sebuah kebahagiaan bagi orang lain dan Ketiadaannya akan menjadikan kerinduan pada orang lain.
Mudah-mudahan dengan kesepuluh karakter yang dikemukakan diatas menjadikan kita termotivasi untuk dapat merealisasikannya dalam diri kita.Amin.

Kiat Sukses Bertetangga


Kiat Sukses Bertetangga  

"Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya". (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Banyak cara dan kiat untuk menjadi tetangga terbaik dan mendapatkan simpati dan cinta para tetangga, serta merasakan tulus dan mulianya kasih sayang dari mereka.
Di antara kiat-kiat yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah sebagai berikut:

1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.
,
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah subhanahu wata’ala dan hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya". (Muttafa'alaih)
Beliau juga bersabda,  
"Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman! Demi Allah tidaklah seseorang beriman!, Mereka para sahabat bertanya, "Siapa ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Seseorang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya". (HR. al-Bukhari).
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya." (Muttafaq 'alaih).

2. Memulai salam
"…Dan berendah dirilah kamu terhadap o-rang-orang yang beriman." (QS. 15:88)
Begitu juga menebarkan salam dapat menumbuhkan kasih sayang di antara kaum muslimin. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"… Maukah aku beritahu kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian mengerjakannya, maka kalian akan saling mencintai: Tebarkan salam di antara kalian." (HR. Muslim)
3. Bermuka berseri-seri (ceria)
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Tidak pernah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam melihatku kecuali ia tersenyum padaku." (Hadits Muttafaq 'alaih).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 
"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-Albani). dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, "Janganlah kamu menghina/meremehkan sedikit pun dari kebaikan, walaupun hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka berseri-seri." (HR. Muslim).

4. Menolong Saat dalam Kesulitan.

"Sesungguhnya asy'ariyyin (suku asy'ari) adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka."  (Hadits Muttafaq 'alaih). 

5. Menerima Udzur (permohonan maaf).
Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya: Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah.

GOLONGAN PEMENANG SEJATI


GOLONGAN  PEMENANG  SEJATI
Ada tujuh golongan manusia istimewa disisi Allah kelak yang akan mendapatkan naungan kehormatan yang justru tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
1.  Imam yang ‘adil
2.  Pemuda yang tumbuh berkembang dan senantiasa beribadah kepada Allah ta’ala
3.  Seorang yang hatinya selalu tertambat pada masjid. ( Orang yang memperhatikan waktu-waktu shalat berjama’ah di masjid dan menjadikan masjid sebagai rumahnya yang kedua sesudah rumahnya ).
4. Dua orang yang berkasih sayang semata-mata karena Allah, baik ketika bertemu atau ketika berpisah.
5.  Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh wanita bangsawan yang cantik, namun ia menolak dengan mengatakan : “ Aku takut kepada Allah.”
6.  Seorang yang bersedekah dirahasiakan, sehingga tidak diketahui oleh yang kiri apa yang dilakukan oleh yang kanannya.
7.  Seorang yang berdzikir ingat kepada Allah sendirian sehingga berlinang air mata. (HR. Al-Bukhari dan Muslim ).

Bahagia saat bersilaturahim


Bahagia saat bersilaturahim
.
Dalam sebuah hadits riwayat Salman al-Farisi Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا لَقِيَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فَأَخَذَ بِيَدِهِ تَحَاتَّتْ عَنْهُمَا ذُنُوبُهُمَا، كَمَا تَتَحَاتُ الْوَرَقُ مِنَ الشَّجَرَةِ الْيَابِسَةِ فِي يَوْمِ رِيحٍ عَاصِفٍ، وَإِلا غُفِرَ لَهُمَا، وَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُهُمَا مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Seorang muslim ketika bertemu dengan saudaranya seiman, lalu diambilnya tangan saudara bersalaman, maka dosa-dosa keduanya berjatuhan laksana jatuhnya daun-daun dari pepohonan kering di saat angin berhembus, dosa-dosa keduanya diampuni meskipun sebanyak buih lautan” (Thabrani).
Dalam hadits disebutkan, nabi saw bersabda:
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang bahagia dan senang, dimurahkan rezkinya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah menjalin silaturahim”.
Dalam hadits lainnya juga disebutkan, Nabi bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia bersedia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (Bukhari)
Begitupun dalam hadits disebutkan:
ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“cintailah mereka yang di bumi, maka engkau akan dicintai oleh Zat yang di langit”.
Dua hadits diatas adalah di antara sekian banyak hadits-hadits lainnya yang menganjurkan dan bahkan mendorong umat manusia untuk menjalin silaturahim ini. Hubungan antara sesama muslim dan mukmin dalam Islam digambarkan sebagaimana satu tubuh, maka jika bagian satu sakit maka yang lain akan merasakannya, begitu pula sebaliknya.

Senin, 27 September 2010

ISTIQAMAH


ISTIQAMAH
dalam melestarikan nilai nilai ramadhan
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar,
sebagaimana diperintahkan kepadamu
dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu
dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya dia Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.’
(Q.S. Hud ayat 112)

Betapa indah hari hari Kemenangan yang Fitri sebagai sebuah hasil perjalanan Panjang dalam menjalani tarbiyah Ramadhan, Semua pintu terbuka, maaf selalu di katam semua jamuan tersdia, tiada batas jabatan, kedudukan atau usia semua satu kata “Taqaballohu Minna Wa minkum – syiyamana wa syimakum – wa antum bi khoir minal aidzin wal faizi” dan berbagai versi dan gubahannya.
Alangkah bahagianya bila kondisi tersebut lestari bukan hanya sekejab di hari kemenangan, bukan hanya saat saat ritual “halal bi halal” saja, namun lebih esensi menjadi sebuah tradisi yang selalu berjalan sebagai mana yang di kehendaki oleh tujuan utama Shoum Ramadhan. Diantara langkah langkahnya adalah
1.      Bersyukur  atas Karunia Allah SWT. Yang telah memberikan kesempatan kita bertemu Ramadhan hingga Idul Fitri, dengan mnsyukuri tersebut  akan di tambahn Rahmat dan keberkahannya.
2.      Istiqamah menjalankan ibadah yaumiyah yang biasa di lakukan saat ramadhan secara kesinambungan
3.      Bersungguh-sungguh  (Mujahadah) dalam menjalan ibadah baik ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh
4.      Melestarikan Silaturahmi dengan senantiasa berjamaah
5.      Berdoa agar di berikan kemudahan dalam menjalin 11 bulan berikutnya secara istiqamah dan di petemukan lagi di bulan Ramadhan yang akan datang.
Akhirnya mari kita jadikan setiap aktivitas di manapun berada dalam kerangka dakwah, mengajak dalam kebaikan mencegah kemungkaran sesuai dengan bidang masing masih, insya Allah Kejayaan akan tercapai.
”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudianmereka
meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kepada mereka(untuk mengatakan )
: Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasasedih dan bergembiralah kamu
dengan memperoleh surga yang telah dijanjikanAllah kepadamu “. Kami (Allah) adalah 
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia maupun akhirat; di dalamnya kamu 
memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula apa yang kamu minta.
 Sebagai hidangan bagimu dan Tuhan yang maha pengampun lagi maha 
penyayang (Fushilat, 41 :30)

TUJUH KUNCI KEBAHAGIAAN


TUJUH KUNCI KEBAHAGIAAN
Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang terkenal dengan julukan Turjumaanul qur’an ( orang yang paling ahli dalam menerjemahkan Al Qur’an ) dan sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, maka pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah para Sahabat) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Ibnu Abbas menjawab bahwa ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Kedua. Al azwaju Ash shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Ketiga, al auladu al abrar, yaitu anak yang baik.
Keempat, albaitatush sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Ketujuh, yaitu Al
aslkm
TAQALALLHU MINNA WA MIN KUM

"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H "

Mohon maaf lahir dab bathin"

Hadiri Silaturahmi dan Halal Bi halal alumni SMP 1 angkatan 81 dan SMA N angkatan 84
di Rumah sdr Hartono Jl. Taman Edelwain Timur Blok B4/17 Villa Galaxi Pekayon Bekasi
Di tunggu komfirmasinya 08123026272

Terima kasih Sukses Selalu

wslkm